Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

Siti Aisyah Berbicara mengenai Akhlak Rosululloh

Setelah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya – tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang palingindah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yang sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali

AKU INGIIIIN...

Aku bukan SITI AISYAH yang punya kesabaran luar biasa Aku bukan SITI KHADIJAHyang miliki kemewahan lagi dermawan Aku bukan RABIAH AL ADAWIYAH yang hanya mencintai Rabb-nya sahaja Aku juga bukan SITI FATIMAH yang hidup dengan kezuhudannya Aku juga bukan SITI MASYITOH yang punyai keteguhan iman seteguh karang Tapi satu yang pasti aku akan berusaha menjadi seperti mereka

Tidur Gaya Siti Aisyah

Suatu ketika, disaat Siti Aisyah hendak ke peraduannya, Rasulullah datang menghampiri dan berkata, “Ya Aisyah janganlah engkau tidur sebelum khatam Al-Quran, sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir, sebelum para muslim meridloi kamu, sebelum kau laksanakan haji dan umroh. Lau Aisyah bertanya, “ya Rasulullah, bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?” Sambil tersenyum Rasul bersabda, ”Jika engkau tidur bacalah surah Al-Ikhlas tiga kali seakan-akan engkau meng-khatamkan Al-Quran. Kemudian bacalah sholawat untukku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafaat di hari kiamat. Lalu beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridloi kamu. Dan juga perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh.” Agar tidur kita lelap, disunnahkan pula untuk membersihkan diri (bukan berarti mandi lho!). pastikan wajah kita sudah terbebas dari make-up, sekalipun kita merasa s

IKHWAN IDAMAN???

BTW, kayak gimana sih ikhwan yang dicari, diharepin, dan diinginkan akhwat?Keimanannya dong ya…Sebagai seorang muslim, tentunya setiap perbuatan kita wajib menyesuaikannyadengan aturan Islam. Nggak boleh sesukanya. Nah, termasuk dalam hal memilihcalon pendamping hidup, baik ikhwan maupun akhwat. Tapi di edisi pekan inikita pengen tahu pendapat para akhwat soal ikhwan idamannya.Sebut saja Mawar, ia punya kriteria ikhwan idaman, “Yang saleh, baik, cakep,pengertian, ngerti agama,” paparnya via e-mail yang pertanyaan udah disebarSTUDIA via beberapa mailing list.“Kalo aku sih pengennya tuh ikhwan taat beribadah alias sholeh, hormat samaortu, sopan, baik hati, pinter. Tapi yang jelas yang pertama agamanya harusOK dan punya semangat berjuang di jalan Allah dengan istiqomah,” tulisNinink dalam e-mailnya.Mila, bukan nama sebenarnya ikutan ngasih komen, “Tipe ikhwan yang disukai,biasa, standar akhwat: Baik agamanya, baik akhlaknya, baik sama keluargaku,mengerti aku (egois banget ya? Hehe..), le

Akhwat Most wanted !!!

Siapa yang gak mau jadi Akhwat idaman ? Walau tidak semua ingin dipuja dan dinobatkan sebagai "Miss Akhwat " tapi semua pasti ingin menjadi Akhwat Idaman. Bukan saja jadi anggota FBI (Female Bidikan Ikhwan), tapi juga jadi idaman dan kecintaan Allah dan RasulNya.Yup, Akhwat Most wanted, entah siapa dia ? Semua pembicaraan para Ikhwan selalu menyebut namanya. Dia bukan siapa-siapa. Dia tak cantik juga tak buruk rupa, dia tak kaya juga tak Miskin, dia tak selembut Khadijah, tak setabah Fathimah ataupun secantik Aisyah. Dia begitu biasa dan sangat Sederhana !.Dia Lemah, tapi tak pernah seorang pria pun mengganggunya. Hijabnya adalah Tameng Nafsu, dan tunduk pandanganya adalah pedang penebas Syahwat. Semua takjub menatapnya, dan semua kegum akan dirinya. Di mata manusia ia pelita, dimata Allah ia Mutiara !Dia Pemalu, tapi tak pernah kehilangan izzah. Jika siang engkau akan melihatnya dibalik hijab dan jika malam jangan cari ia digelap dunia. Karena ia sedang sujud, matanya sembab

Kalau Ikhwan cari 'Gebetan'!!!

Ikhwan nyari gebetan? Gak salah nih? Eit, jangan su’udzon dulu ya. Meskipanggilan ikhwan identik dengan cowok pengajian, mereka juga kan manusia.Sama seperti cowok laen. Punya rasa punya hati dan nggak punya antivirusmerah jambu. Itu artinya, ikhwan juga bisa kepeleset jatuh hati ama pesonalawan jenisnya. Terutama pada kalangan cewek pengajian yang biasa dijulukiakhwat. Soalnya mereka kan beraktivitas pada dunia yang sama. Dunia dakwahgitu, lho. Wajar dongs!Bedanya ama cowok laen, cowok pengajian mungkin lebih punya pertimbanganmateng untuk jatuh cintrong. Ciiee, sori bukan narsis lho. So, nyari gebetandi sini bukan berarti nyari gandengan yang bisa diajak kencan atau jalanberduaan. Tapi untuk diajak serius melabuhkan cintanya di jalan yang halal.Loving you, Merit yuk? Enak..enak..enak..!Nah, kali ini kita mo ngorek informasi dari temen-temen ikhwan seputarkomentar tentang Liga Champions, eh tentang akhwat idaman mereka. Informasiberharga nih. Penasaran? Yuk!Akhwat idaman di mata ikhwa

Ukhtifillah.. (Surat Terbuka Seorang Ikhwah untuk Seluruh Akhwat di Dunia)

UktiFillah... Ukhtifillah,Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli? Kerana itu kau tak mengenalku dan memang takperlu mengenalku. Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun. Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,tersempurna dan tertinggi. Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, kerananya kau tak mendatangkan persamaan. Ukhtifillah, Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh, kerana akan membuatku mengingatmu. Bererti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu. Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku. Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari. Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur. Kerana sesungguhnya dirimu terlalu suci. Ukhtifillah, Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berhujung. Ada ingin tapi tak ada henti. Menyentuhmu merupakan ingin diri, meski hujung penutupmu pun tak berani kusentuh. Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku kera na su