Pengaruh Mistik Terhadap Good Governance

Rinduku pada my blogie datang dikala aku tengah asik dengan skripsweetku, tak terasa malam-MU kini telah berganti dan mataku masih terjaga untuk menatap nobieku, terima kasih atas Nikmat-MU Rabbku. Dini hari di pojokan kamar kecilku di sudut Kota Cimahi cerah sekali karena hari tadi air rahmat-MU enggan membasahi bumi ini. Ditengah-tengah semangatku beromantika dengan skripsi, terlintas dalam pikirku untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Tulisan sederhana dengan bahasa yang sangat sederhana pula, mengantarkan jari-jemariku untuk terus memijit keynote pada tubuh mungil si nobie. Semoga tulisan ini menjadi awal untukku kembalikan ghirahku dalam menulis, ya semoga. Dengan Menyebut Nama Tuhanku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... :)

Pengaruh Mistik terhadap Good Governance dalam Kerangka Etika Pemerintahan
Oleh : Noer Apptika Fuji Lestari

Dalam culture kehidupan masyarakat Indonesia, hal-hal yang berbau mistik itu sudah menjadi hal yang biasa. Mulai dari masyarakat kalangan bawah, menengah sampai pada elite-elite di negeri ini. Mistik sudah seperti keyakinan ataupun kepercayaan sekunder setelah keyakinan dan kepercayaan mereka terhadap agama yang mereka anut. Mistik dan pemerintahan itu dua hal yang berbeda, ibarat dua sisi mata uang berbeda namun keduanya tak terpisahkan. Mistik mengurus kehidupan manusia yang sifatnya rohaniyah, sedangkan pemerintahan mengurusi tentang tata kelola kehidupan bernegara. Namun untuk mewujudkan kesejahteraan umum dalam konteks kenegaraan, kita membutuhkan mistik dalam mengurusi tata kehidupan bersama.
Mistik kerap kali disalah mengerti oleh sebagian orang. Mereka menyangka istilah itu mengacu kepada pencarian kekuatan paranormal. Akan tetapi, mistik adalah relasi yang amat mesra antara ciptaan dengan Pencipta. Mistik bukanlah perkara urusan mencari “kesaktian”. Dalam buku Teologi Mistik William Johston mengatakan bahwa mistik ialah persatuan jiwa dengan Allah melalui cinta (Johnston, 2001). Artinya, persatuan yang hanya akan dialami melalui dan buahnya adalah cinta. Persatuan ini tergantung dari rahmat Allah dan kehendak bebas manusia. Manusia membebaskan dirinya dari segala yang bertentangan dengan kehendak Allah dan menjadi ada yang mencinta. Mistik adalah cinta. Cinta Allah kepada manusia. Allah yang berbelaskasihan kepada manusia. Allah yang terlibat dalam kehidupan manusia. Allah yang peduli terhadap manusia. Tindakan Allah ini menuntut tanggapan dan kerjasama dari pihak manusia. Manusia mau percaya atau beriman kepada Allah. Ia mempercayakan dirinya kepada Allah. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada pertolongan-Nya, perlindungan-Nya dan penyelenggaraan-Nya. Namun hakikat mistik yang dipahami oleh sebagian orang bahwa mistik adalah sesuatu hal yang gaib dan tidak rasional sehingga tidak bisa diterima oleh rasio namun kekuatannya sangat terasa dan cara mendapatkannya melalui kekuatan paranormal atau orang sakti bukan atas dasar rahmat dari Allah.
Sedangkan pemerintahan berbicara mengenai tata kelola kehidupan bernegara, mulai dari tataran eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sudah menjadi idaman dari masyarakat negara-negara di dunia untuk menerapkan pemerintahan yang baik (good government) sehingga seorang kepala pemerintahan mampu mengelola pemerintahan secara baik pula (good governance). Selama ini masyarakat sering memandang sinis terhadap pemerintahannya sendiri, karena berbagai perilaku yang kurang simpatik dan lebih cenderung bersikap sebagai penguasa daripada pelayan masyarakat. Karena itu salah satu tuntutan di era reformasi saat ini adalah memiliki pemimpin pemerintahan yang mampu menciptakan good governance, di mana kepala daerah mampu melayani masyarakat secara baik, menciptakan iklim yang memungkinkan kreativitas masyarakat berkembang dan yang mampu mengatasi masalah-masalah dalam masyarakat secara arif dan bijaksana, sehingga masyarakat makin merasa dipayungi oleh pemimpinnya.
             Kepuasan masyarakat terhadap pemimpin (pemerintah) adalah terletak pada kualitas pelayanan yang diberikan (pelayanan publik). Tuntutan terhadap kualitas pelayanan yang prima memang tidak bisa dihindari ketika kita sepakat untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Kunci dari good governance itu sendiri adalah pelayanan yang memuaskan (professional, akurat, dipertanggungjawabkan, transparan, aman, dan nyaman).
            Indonesia adalah negara yang sangat khas, karena kental akan budaya. Budaya dalam hal ini erat kaitannya dengan mistik. Hal ini tercermin dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, sampai pada tataran kehidupan bernegara memerlukan sentuhan mistik untuk menata kelola kehidupan pemerintahan yang baik.  Bagi mayoritas elite-elite di Negeri ini mistik itu seperti fondasi dalam kehidupan pemerintahan. Namun kerap kali mistik disalah gunakan, mistik yang seharusnya bisa bersinergi dengan tataran pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan umum dalam konteks perwujudan good governance, saat ini hanya dijadikan untuk kepentingan salah satu pihak saja dalam hal ini para elite-elite negara. Sebagai contoh dalam menentukan calon legislatif, calon presiden ataupun partai yang akan dipilih pemilihan umum, meskipun ada visi misi namun tetap ada unsure yang tidak terjangkau oleh akal manusia, seperti pengkultusan seseorang, kharisma seseorang atau partai, aliran yang dianut suatu partai, bahkan tidak jarang berdasarkan pula angka yang digunakan oleh seseorang atau partai tersebut.
            Adapun kegunaan mistik jika dikaitkan dengan syarat untuk mewujudkan good governance adalah sebagai berikut :
  1. Dengan mistik akan mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut ambil bagian dari proses pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak.
  2. Dengan mistik, akan tercipta upaya saling percaya diantara masyarakat dan pemerintah.
  3. Dengan mistik, pejabat pemerintah akan terlihat kemampuannya untuk menyikapi setiap masalah yang timbul, menampung aspirasi dan keluhan masyarakat secara tepat, tanpa ada perbedaan.
  4. Dengan mistik, profesionalisme dan keahlian birokrasi pemerintah akan tampak sehingga mereka mampu melayani publik secara mudah, cepat, akurat, dan sesuai permintaan.
  5. Dengan mistik, akuntabilitas dari setiap kebijakan publik, terutama yang menyangkut keputusan politik, perpajakan maupun anggaran pemerintah akan mudah dipercayai oleh masyarakat.

Dari kelima hal tersebut mistik kerap kali dijadikan kekuatan para pejabat pemerintahan untuk membuat dirinya berkharisma agar masyarakat terkesima, yakin dan percaya terhadap apapun yang mereka lakukan. Misalnya dalam hal menarik partisifasi masyarakat pengambilan keputusan atau kebijakan, pemegang kekuasaan menggunakan kekuatan mistik untuk membuat dirinya sebagai seorang kharismatik sehingga kebijakan apapun yang mereka tawarkan kepada masyarakat akan dengan mudah masyarakat percaya tanpa terlebih dahulu mengkaji apakah kebijakan itu memberikan efek positif buat mereka atau tidak.
Hubungannya mistik dan etika pemerintahan untuk mewujudkan good governance, karena pada hakikatnya mistik merupakan bagian dari budaya dan mistik itu merupakan implementasi dari kecintaan manusia terhadap Tuhan-nya dalam urusan kehidupan dunia. Jadi tidak ada yang salah dan akan bernilai positif ketika mistik dijadikan kekuatan para pejabat pemerintahan sebagai solusi untuk mewujudkan good governance meskipun cara memperoleh kekuatan mistiknya masih berasal dari kekuatan para normal. Namun realita yang ada mistik kerap kali disalahgunakan oleh para pejabat pemerintahan untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri atau golongannya, sehingga perwujudan good governance dengan kekuatan mistik itu tidak nampak dan ini yang menjadikan mistik bernilai negative jika diaplikasikan pada tujuan yang salah dan bukan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL ILMU NUURUN WAL JAHLU DHORUUN!!!

ALL ABOUT SKRIPSWEET! :)

Tanya Kenapa???