IKHWAN IDAMAN???

BTW, kayak gimana sih ikhwan yang dicari, diharepin, dan diinginkan akhwat?Keimanannya dong ya…Sebagai seorang muslim, tentunya setiap perbuatan kita wajib menyesuaikannyadengan aturan Islam. Nggak boleh sesukanya. Nah, termasuk dalam hal memilihcalon pendamping hidup, baik ikhwan maupun akhwat. Tapi di edisi pekan inikita pengen tahu pendapat para akhwat soal ikhwan idamannya.Sebut saja Mawar, ia punya kriteria ikhwan idaman, “Yang saleh, baik, cakep,pengertian, ngerti agama,” paparnya via e-mail yang pertanyaan udah disebarSTUDIA via beberapa mailing list.“Kalo aku sih pengennya tuh ikhwan taat beribadah alias sholeh, hormat samaortu, sopan, baik hati, pinter. Tapi yang jelas yang pertama agamanya harusOK dan punya semangat berjuang di jalan Allah dengan istiqomah,” tulisNinink dalam e-mailnya.Mila, bukan nama sebenarnya ikutan ngasih komen, “Tipe ikhwan yang disukai,biasa, standar akhwat: Baik agamanya, baik akhlaknya, baik sama keluargaku,mengerti aku (egois banget ya? Hehe..), lebih pinter dari aku (tapi bukanpinter ngeboong ya), punya inner (enak dipandang juga boleh), udah punya penghasilan en mapan (kalo ini request-an ibuku... hehehe),” Milangejembrengin via e-mailnya.Hmm.. para ikhwan, kedengarannya sederhana ya? Pengen ngarepin tipe ikhwanyang sholeh. Nah, masalahnya, amal sholeh tuh kan selalu digandeng dengankeimanan. Sebab, nggak mungkin ada amal sholeh tanpa keimanan. Nggak mungkinpula ada orang yang sholeh tapi nggak beriman. Tul nggak?Cakep? Boljug deh...Ehm... akhwat juga manusia lho. Maka wajar dong kalo kepengen ‘gandengannya’(truk kaleee..) tuh sedap dipandang mata. Meski nggak semua ngelihattampang, tapi ada juga yang ngarepin nilai plusnya. Artinya, imannya oketapi ganteng juga dong. Boleh-boleh aja sih.“Jujur aja kalo ngeliat ikhwan yang cakep mupeng alias muka pengen juga kaliya, apa lagi kalo dia rajin beribadah. Tapi kayaknya hanya suka sebataspenglihatan aja kali. Syukur-syukur sih bisa berjodoh ama dia he..he..he..”tulis Ira di surat elektroniknya.Sebut saja akhwat berinisial “sg”, doi nulis begini dalam e-mail yangdikirim ke STUDIA, “Tergantung sih, saya bukan tipe orang yang gampang sukaama cowok cakep. Sebab, saya suka cowok yang punya kekhasan cara pandang(ideologis gituuuh), rambutnya gondrong, celananya rombeng, beraniberbicara, seneng baca buku (kecuali komik), terbuka/bijak (dalam arti, saatmenemukan sesuatu yang benar mau menerima dan beralih dari cara pandangsebelumnya), wawasannya luas, tegas, PeDe, bertanggungjawab, cerdas booo,jidatnya nggak item, celana nggak nyongklang.” Waduh, nih sih diborong semuadong? Hehehe.. nggak apa-apa tiap orang kan berbeda selera.Silakan aja kalo mo nyari yang ganteng or cakep. Sah-sah aja. But, pastikandong yang Arjuna-mu itu taat beribadah dan sholeh. Tul nggak? Kalo cumacakep doang sih rugi. Tapi kalo ada yang keimanannya oke, ilmu agamanya oke,dan cakep pula, boleh juga diincer. Asal ada syaratnya, dia juga suka samakamu. Gubrak! (iya dong, masa’ sih kita harus bertepuk sebelah tangan—Pupusdong jadinya)Perilakunya menyenangkanUmumnya sih, ikhwan yang udah oke keimanannya, insya Allah oke jugakepribadiannya. Sebab, setiap apa yang dilakukan itu pastinya ngikutin carapandang kehidupannya. Artinya, apa yang diilakukannya sesuai yang dipahami.Tapi, kadang praktek beda ama teori.Nah, gimana nih dengan ikhwan yang jaim? Atau gimana pula menurutmu kalo adaikhwan yang caper bin ganjen ama akhwat?“Aku nggak suka kalo ngeliat ikhwan yang jaim. Kayaknya dia tipe orang yangnggak pede untuk menunjukkan jati dirinya (cieee). Apalagi kalo ngeliatikhwan yang caper dan ganjen ama akhwat, aku nggak suka banget. Karenabiasanya ikhwan yang kayak gitu orangnya rese… kan nggak semua akhwat sukadiganjenin (99,99 % nggak suka),” tulis Ira ke STUDIA.But, karena menurut Ira 99,99 persen akhwat nggak suka, ternyata masih adatuh dari 0,01 persen akhwat yang suka tipe ikhwan yang jaim. Sebut ajaYanti, menurutnya, “Suka, sebab kita-kita jadi tengsin kalau mau jailinikhwan jaim. Tapi kalo ganjen dan caper nggak sukaaaaa.... ikhwan kok nggakinisiatif cari kerjaan selain caper-in akhwat” paparnya.“Keimanan so pasti dong ya kudu jadi pilihan utama. But, perilakunya jugaharus mencerminkan keimanannya. Jadi aku nggak suka sama ikhwan yang ganjen,yang suka caper sama akhwat, yang sombong, yang nggak mau akur sama ikhwanlainnya, yang ngomongnya nggak sopan. Meskipun dia ilmu agamanya bagus danrajin berdakwah,“ jelas Arini.Waaah... harap hati-hati buat para ikhwan. Jangan sampe para akhwat udahnggak sreg duluan sama kita pas ngelihat tampilan kita kayak gitu. Memangsih, ikhwan juga manusia (yeee.. nggak mau kalah sama akhwat yang jugamanusia). Karena manusia, maka nggak bisa lepas dari kelemahan danketerbatasan. Memang sih, tapi kan bisa dipermak jadi oke. Soalnya yangnamanya afektif (perasaan or emosional) itu bisa dilatih dengan pembiasaan.Jika si dia melamarmu...Maaf, maaf, jangan keburu kepikiran pembahasan ini khusus dewasa. Ya,mungkin ini lebih baik, daripada ditulis: “jika si dia memacarimu...”. Tulnggak? Justru kita harus membiasakan pemahaman bahwa hubungan akrab pranikah(baca: pacaran—gaul bebas-apalagi seks bebas) itu salah. Sementara hubunganyang sah untuk saling mencurahkan kasih-sayang dan perhatian antaraikhwan-akhwat, tentunya lewat pernikahan. Ini yang harus terusdikampanyekan. Itu sebabnya saya lebih memilih diksi alias pilihan kata,“melamarmu”. Setuju kan? Awas kalo nggak setuju (idih, ngancem!)Sobat muda muslim, kalo suatu saat kamu udah siap nikah, terus ada ikhwanyang mo ngelamar kamu, apa yang bakalan kamu lakukan?“Ehm... siapa pun ikhwan yang dateng. Aku nggak bisa langsung memutuskan.Sholat istikharah adalah solusinya. Tapi urusan fisik en materi, kayaknyanggak zamannya lagi dipermasalahkan (yang harus dilobi tuh ortu, coz siapasih ortu yang rela anaknya hidup miskin. Kedengeran matre sih, tapisebenernya ortu bersikap kayak gitu, aku yakin alasan mendasarnya bukankarena matre, mereka cuma pengen anaknya hidup bahagia. Ciee.. sok bijaksanagini nih).” Mila menulis barisan kata-kata ini via e-mailnya ke STUDIA.Bener nih?Eh, kalo ada ikhwan yang gagah, keren, pinter, tsaqafah Islamnya jugatinggi, anak orang kaya, rajin berdakwah, sholeh, keimanannya mantep (wuih,ada nggak sih se-perfect ini di dunia nyata?), terus kamu ngarepin jadipendamping hidupnya nggak?“Oh... so pasti gitu looh! Eh, tapi ikhwan yang seperti itu langkaditemukan,” Tika ngasih jawaban.“Ingin banget, tapi semua keputusan akhir kan Allah yang nentuin, kitamungkin cuma bisa usaha,” Ninink menjawab dengan bijak.Tapi, gimana kalo setelah sekian lama menanti ikhwan idaman hati, eh, yangdateng tuh ikhwannya dengan kriteria: wajah pas-pasan, miskin, ilmu agamanyabiasa aja, hanya rajin sholat dan dakwah. Gimana tuh?“It’s ok. I’ll receive. Yang jelas dia orang yang terbuka, bijak, dewasa,dan merdeka. Kekayaan baginya adalah pemikiran yang diejawantahkan dalamkehidupan dan perjuangan. Dan atas dasar itu pula, mencuatlah kesadarandalam dirinya utk menunaikan kewajiban-kewajiban yang dipanggulnya. Cukupitu, tidak lebih.” papar akhwat yang punya inisial “sg” dalam e-mailnya keSTUDIA.Sobat muda muslim, kayaknya kalo ditampung semua pendapatnya bisa panjangurusannya neh. Tapi yang jelas, kita bisa punya kesimpulan bahwa umumnyapara akhwat mencari ikhwan idaman yang imannya mantep, sholeh, pengertian,perhatian, dan punya jiwa pengemban dakwah. Wuih, sederhana dan sangatwajar. Semoga ini menjadi pegangan dan ukuran kita semua. Karena, yangnamanya keimanan (akidah) tuh kriteria number one euy dalam prioritaspilihan kita untuk mencari pendamping hidup. Nggak bisa ditawar lagi.

Komentar

  1. subhanallah....menginspirasi bagi para ikhwan

    BalasHapus
  2. Syukron jazillan ukh,,,semoga bermanfaat.. :)

    BalasHapus
  3. semoga kita diberikan pasangan hidup yang sholeh. baik untuk dunia dan akhirat kita.jilbab gaby

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL ILMU NUURUN WAL JAHLU DHORUUN!!!

ALL ABOUT SKRIPSWEET! :)

Tanya Kenapa???