Penyapu Jalanan vs PEJABAT

Pagi ini, aku begitu tak bersemangat, ntah apa yang sedang terjadi padaku. Hatiku seakan terus bergejolak, seperti ada amarah dalam diri, astagfirulloh...kenapa aku ini???
Tapi, aku tidak boleh dikalahkan oleh keadaan seperti ini, karena hari ini aku harus jalani aktifitasku seperti biasa dengan ambang batas kenormalan seorang mahasiswa. Ku semangati diriku dengan terus menyebut nama mama, dan demi kedua orang tuaku yang ingin sekali melihat putri sulungnya sukses.
Bismillah,,, ku langkahkan kakiku menuju kampus hijau tercinta ketika jam tanganku menunjukan pukul 08.30 WIB karena kuliah mulai pukul 08.40 WIB, dan hanya membutuhkan waktu 5 menit saja untuk sampai kampus. Setibanya di kampus, ku naiki anak anak tangga menuju lantai 3, namun yang ku temukan disana hanya segilintir teman temanku nah, yang lainnya kemana?
Hei, kelasnya di kelas pasca” teriak sang ketua kelas.
Wah, ternyata aku harus kembali menuruni anak tangga hingga lantai 2, karena kuliah dialihkan di kelas Pasca Sarjana. Begitu masuk kelas, aku lihat kursi paling depan tempat favoritku sudah penuh, tapi karena aku selalu pingin duduk di depan dengan terpaksa aku meminta teman temanku untuk geser, agar bisa masuk satu kursi lagi untukku. Tahu kenapa aku selalu ingin duduk di barisan depan? Karena kalau aku duduk di belakang pasti perhatianku pada dosen gak akan fokus, apalagi keadaanku sedang galau gini.
Mata kuliah pertama pun dimulai, yaitu Perencanaan Tata Ruang. Seperti biasa, pertemuan pertama dosen tidak banyak ngasih wejangan materi, melainkan perkenalan, ntahlah itu modus dosen atau emang dosen ingin kenalan dulu.hihi tapi sepertinya itu gak modus karena yang ngajar itu PuRek 3 (pembantu rekan 3) loooh... Dosen mulai berbicara kesana kemari tentang perencanaan tata ruang. Kalau setiap kabupaten/kota harus memiliki rencana tata ruang yang baik agar menghasilkan suatu sistem pusat pusat pelayanan wilayah, begitulah yang ku tangkap dari wejangan dosen, walau fikiranku masih jalan jalan kesana kemari tapi aku berusaha untuk fokus.
Well, mata kuliah pertama pun selesai pada pukul 10.20 WIB. Alhamdulillah aku berhasil mengusir gejolak hatiku dan aku semakin semangat menunggu mata kuliah selanjutnya. Tetap di ruangan yang sama dan hanya butuh waktu 3 menitan untuk nunggu dosen selanjutnya tiba di kelas. Kalian tahu, mata kuliah apa selanjutnya? Manajemen Sumber Daya Manusia. Nah, untuk dosen yang ini gada waktu untuk kenalan, hanya saja dosen ini memberikan waktu 5 menit untuk istirahat.
“Saya kasih anda waktu 5 menit untuk istirahat, tapi tidak bicara”
Dengan lantang sang dosen memperingati kami, dosen yang satu ini memang terkenal tegas dan disiplin, aku mengenal dosen ini karena Beliau adalah dosen waliku dan semester sebelumnya aku pernah belajar dengan Beliau saat ambil SKS ke atas. Jujur, aku suka dengan cara beliau mengajar, ketegasannya membuatku enggan untuk melakukan kesalahan, alhasil aku selalu berusaha fokus saat mata kuliah beliau, karena di tengah tengah wejangan beliau memberikan kuliah beliau suka tiba tiba nunjuk mahasiswa dan memberikan pertanyaan, apalagi mahasiswa yang ngobrol dan gak perhatiin beliau bicara, wah habis deh ditembaki pertanyaan,,hehe
Wejangan pertama, dimulai dari pengertian Manajemen Sumber daya, sumber daya manusia dan sumber daya alam. Menarik sekali, saat beliau membahas mengenai sumber daya manusia, kalian tahu apa yang dibicarakan beliau? Beliau membicarakan realita yang ada sekarang ini pada pemerintahan negara kita tercinta. Ya yah, memang sulit sekali untuk membenahi pemerintahan kita kalau tidak ada kesadaran dari masing masing elite politik itu sendiri. Kasihan yah, negeri ini, jadi inget mata kuliah kemarin deh, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, yang berbicara tentang Krisis Leadership di Indonesia. Memang itu sebuah argument yang tidak bisa disangkal lagi kebenarannya, dimana Sumber Daya Manusia negara kita tak lagi bagus. Bahkan Dosenku ini bilang kalau:
Penyapu Jalanan Lebih Mulia daripada Pejabat, betul begitu???
Harusnya para pejabat itu banyak belajar dari mereka...
Coba renungi, betapa ikhlas mereka melakukan pekerjaan itu, pekerjaan yang mereka lakukan jelas sangat bermanfaat buat kita, bukan begitu? bandingkan dengan para pejabat yang enak duduk manis di kursi kursi panasnya, bahkan kebanyakan dari mereka lebih mementingkan kepentingan individu, kelompok dan golongannya sementara rakyat? kapan PAK??? Benar yah, kalau udah jadi pejabat itu gak lagi Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami tapi Bagiku kapan?
Dan terbukti sekali kalau di Indonesia tak lagi, The Right Man on The Right Place.

Di tengah tumpukan tugas,
Cimahi, 15 Sep 2011

Komentar

  1. padahal Alloh SWT udah menegaskan ya, jika di mata-NYA, yang dipandang hanya iman dan takwa, bukan jabata, pangkat, kekuasaaan apalagi kekayaan...

    saya sendiri sering malu terhadap mereka yang notabenenya berada dalam garis kehidupan dibawah kita, namun masih mampu berbuat mulia...

    btw, perencanaan tata ruang kota mata kuliah favorit saya dulu tuh..hehehe #ga penting :D

    BalasHapus
  2. setuju, ikhlas emang udah jadi hal langka di zaman sekarang..

    BalasHapus
  3. @Akh Todi: iya iya betul, wah suka tata ruang juga?

    @expecto: ya betul sekali,,, :)

    BalasHapus
  4. eiiiicc.... jadi mellow nih.. iya bener banget eic.. makanya kita kelak harus bisa jadi generasi pendobrak ya.. jangan kaya pejabat2 yang sekarang T___T
    aamiin..

    BalasHapus
  5. @syifa : oke, siap berjuang fa?hehe yooo kita bangun negara ini lebih baik..semangaaaaatttt!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL ILMU NUURUN WAL JAHLU DHORUUN!!!

ALL ABOUT SKRIPSWEET! :)

MERAJUT HARAPAN UNTUK KOTAKU